MICROSOFT

Penyerahan Sertifikat dari Microsoft pada kegiatan Skype-a-Thon live from Paris di SMKN 1 Gorontalo '4 APRIL 2019'

RUMAH BELAJAR PUSTEKKOM KEMDIKBUD

Implementasi Virtual Class di SMKN 1 Gorontalo - Agustus 2019

KKSI DIREKTORAT PSMK

Team Smart School SMKN 1 Gorontalo - November 2019

SELAMAT DATANG SAHABAT PEMBELAJAR

Sabtu, 04 Januari 2020

RPP SIMPLE


penyusunan  Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pihak  Kemendikbud 
 menyederhanakan  dengan menghapus  beberapa  komponen.  Dalam kebijakan  baru, guru dapat  secara bebas dalam mengembangkan,  memilih, menggunakan,  membuat format RPP.

Ketetapan  Mendikbud-  Ada Empat  Pokok  Kebijakan  Dalam Pendidikan “Merdeka Belajar” didalam RPP ada Tiga komponen inti yaitu  terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian / asesmen. “Pembuatan  RPP dapat  dilakukan  dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu guna  mempersiapkan  dan menganalisa  proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Satu halaman saja sudah cukup,” jelas Nadiem, Mendikbud.




File silahkan download disini
#RPP SIMPLE: http://bit.ly/rppSIMPLE

Salam Merdeka Belajar
belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja

Kamis, 02 Januari 2020

TAUTAN INSPIRASI

Di dunia ini siapa saja ingin menambah ilmu dan pengetahuan untuk diri sendiri, kelompok tertentu atau komunitas-komunitas dan sebagainya.
Tujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan tidak lain untuk suatu kemajuan.
Kemajuan untuk diri sendiri, kelompok tertentu atau komunitas-komunitas dan sebagainya, seperti mengetahui tentang perkembangan teknologi, pendidikan era digitalisasi, perkembangan zaman dari masa ke masa.  Kemajuan ini pula tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.  Pihak disini tentunya sumber dari pengetahuan itu sendiri. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan juga di perlukan suatu proses dan tidak bisa instant. Proses ini juga yang menuntut kita untuk bersabar, dan kesabaran itulah yang membentuk suatu karakter, dari karakter itulah kita bisa mengaplikasi ilmu dan pengetahuan dalam pribadi kita, lingkungan keluarga dan masyarakat.

Bagaimana Cara Untuk Menambah Ilmu Yang Kita Miliki?

Seorang  pembelajar atau penuntut ilmu pastinya ingin sekali memperoleh ilmu sebanyak mungkin. Akan tetapi, terkadang mereka tak tahu bagaimana cara untuk mendapatkannya. Perlu diketahui, sebenarnya ada banyak sekali yang bisa dilakukan seorang pembelajar  atau penuntut ilmu agar ilmu yang dimiliki  bertambah dan update tentunya. Berikut  beberapa cara yang bisa dilakukan seorang pembelajar  agar ilmu bertambah, update  dan barokah.
  • Memperbanyak membaca buku
Tidak salah pepatah mengatakan bahwa “buku adalah jendela dunia,”  tentu kita semua sudah mengerti dan mengetahui bahwa membaca sangatlah penting bagi kita semua. Bahkan ayat al-qur’an yang pertama kali turun juga mengandung perintah membaca yakni di dalam QS. Al-‘Alaq :1-5 .
Jika seorang  pembelajar atau penuntut ilmu yang menginginkan ilmunya bertambah tanpa membaca, maka bagaikan mengharapkan matahari di malam hari.  Maka untuk itu sebagai pembelajar  hendaknya segeralah  merperbanyak membaca. 
Karena dengan membaca kita bisa menambah ilmu dan pengetahuan, buku-buku yang dapat kita baca tidak hanya tentang pelajaran-pelajaran yang akan diajarkan pada peserta didik atau keluarga kita saja melainkan misalnya buku-buku yang ditulis oleh motivator-motivator sukses dengan mengutip pemikiran-pemikiran maju yang dapat menginspirasi kita untuk diaplikasikan pada pribadi kita, lingkungan keluarga dan masyarakat. Atau buku-buku lainnya yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk kita baik itu tentang berbisnis, kemajuan teknologi, tempat wisata, dan sebagainya. Buku-buku tersebut dapat kita beli di toko buku secara virtual maupun ofline.
  • Memperbanyak diskusi
Dengan berdiskusi, akan mendapatkan tambahan pengetahuan yang mungkin awalnya kita tidak mengetahuinya. Diskusi disini sangatlah penting dalam menambah pengetahuan, karena dengan memperbanyak berdiskusi maka akan banyak pula solusi yang kita dapatkan terhadap suatu pengetahuan.
Bahkan  Imam Abu Hanifah yang seorang tokoh ulama besar yang selalu berdiskusi  tentang segala hal untuk menambah pengetahuan dan wawasan beliau.  Maka untuk itu, kita sebagai seorang pembelajar apa  salahnya jika memperbanyak diskusi. Diskusi dapat dilakukan dengan sangat mudah sepanjang teman diskusi welcome dengan topic diskusi, baik diskusi secara virtual maupun ofline.
  • Memperbanyak bertanya sekaligus berfikir dengan akal  sehat
Tokoh ulama yang sering bertanya sekaligus berfikir dengan akal sehat yaitu Imam Ibnu Abbas.  Banyak orang yang sebenarnya memilki banyak pertanyaan akan tetapi terkadang merasa takut untuk menanyakannya. Justru untuk masalah yang seperti ini, harus dihindari karena kita akan rugi yakni akan kehilangan banyak pengetahuan yang seharusnya kita dapatkan secara mudah.
  • Hindari sifat sombong dan bakhil (pelit) dalam hal berbagi ilmu kepada orang lain
Dulu ketika Abu Yusuf (murid dari imam Abu Hanifah) ditanya, “kenapa ilmunya bisa bertambah?”,  kemudian beliau Abu Yusuf menjawanb dengan jawaban “janganlah sombong dan bakhil (pelit) untuk berbagi ilmu kepada orang lain.”  Untuk itu hindarilah kedua sifat tersebut.
  • Sharing dengan orang tua
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah sharing dengan orang tua, karena mereka dapat memberikan ilmu dan pengetahuan melalui nasehat-nasehat dan didikan-didikan yang membangun dan bisa membuat kita menjadi lebih baik dan bijaksana, karena orang tua bisa mengarahkan kita. Nasehat  yang disampaikan oleh orang tua dapat berupa norma  atau budaya  dalam keluarga dan lingkungan sekitar, selain disampaikan secara langsung bisa melalui contoh atau teladan yang diterapkan setiap harinya.  Dengan adanya sharing, orang tua tahu mana yang pantas dan cocok untuk kita, baik dalam hal minat dan bakat kita.
  • Ikut seminar dalam forum online dan ofline
Dalam seminar tentunya ada tutor-tutor professional yang memiliki segudang ilmu yang dapat dibagikan kepada kita baik secara virtual maupun ofline. Ilmu yang dibagikan dapat berupa tips, tutorial atau ajakan yang memberikan manfaat signifikan bagi kita jika diaplikasikan dengan baik. Dalam seminar juga ada sesi Tanya jawab yang dapat membantu kita mengetahui penjelasan topic yang sudah dipaparkan namun belum dipahami atau ingin menggali topic tersebut lebih detail.
Tersedia banyak forum online yang sangat membantu guru pembelajar yang terkendala  waktu untuk berkunjung ketempat forum seminar atau sarasehan ofline. Guru pembelajar dapat mengunjungi forum online secara free menggunakan room virtual dengan berbagai software aplikasi, tautan untuk masuk  room virtual  tersedia hampir disemua grup whatsapp dan medsos lainnya. Contoh seminar  menggunakan forum online antara lain SADAR (Sarasehan dalam Jaringan), LONTARA (Learning Online Nusantara), SULTRA CERDAS, bahkan sudah hadir GoSmart (Gorontalo Semangat Belajar Teknologi)  yang digagas oleh guru pembelajar alumni VCT Seameo.
  • Internet
Internet juga sarana yang baik untuk kita menambah ilmu dan pengetahuan karena dengan mengetik kata kunci saja kemudian  tekan enter ada ratusan bahkan ribuan yang muncul yang dapat kita baca. Di media sosial juga bisa kita dapatkan ilmu dan pengetahuan dengan sharing dengan teman-teman media sosial misanya melalui Instagram, facebook, twitter, whatsApp, Line, BBM, dan masih banyak lagi. Dengan adanya internet juga mendukung pembelajaran secara otodidak, membantu penguasaan berbagai bahasa asing, tempat untuk mendapat ide-ide atau wawasan  dan sebagainya. Jadi bijaklah dalam menggunakan internet agar tidak disalahgunakan untuk hal yang tidak bermanfaat.
  • Selalu mengucap syukur kepada Allah SAW atas segala hal yang telah diberikan kepada kita. 
Itulah beberapa tautan inspirasi  dalam mengembangkan dan mengupdate knowledge dan skill  sebagai guru pembelajar, belajar dimana saja, kapan saja dan dimana saja.
Semoga manfaat dan berkah. Aamiin
Salam guru pembelajar
Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja.

#TAUTAN  INSPIRASIKU:  bit.ly/tautanINSPIRASI

MERDEKA BELAJAR DALAM RPP

rahmaRPP.com

RPP 1 LEMBAR


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 
Merupakan bagian penting dari pedoman pengajaran guru di kelas, memuat hal yang paling penting yaitu rencana langkah pembelajaran sehingga belajar menjadi efektif, bermakna dan menyenangkan. 

Jika ada guru yang bilang RPP tidak penting,  patut dicurigai yang bersangkutan tidak serius mengajarnya. Mengajar metode ceramah saja kita mesti mikir bagian penyampaian mana yang harus kita sampaikan, selanjutnya apa dan penutup bagaimana. Dalam skema keberhasilan apapun, perencanaan bagian yang paling penting.

Permendikbud No. 22 tahun 2016 telah mengatur pedoman RPP dengan 13 komponen utama. Banyak guru membuat RPP namun tidak efektif, sekedar administrasi saja untuk akreditasi, pemenuhan kewajiban penyusunan Buku 1 atau tolak bala ketika pengawas datang  😃
RPP pada zaman lampau setidaknya yang akan segera kita tinggalkan ini, sarat banget, banyak pula halamannya, padahal berbeda dengan KTSP, RPP kurikulum K13 memuat per Kompetensi Dasar, artinya RPP per KD itu bisa meliputi banyak pertemuan. Satu KD bisa lebih dari satu pertemuan, bahkan pada bidang studi peminatan, RPP bisa saja dua KD namun tebal halamannya bisa sampai seratusan untuk Matematika Peminatan misalnya.

Hadirnya Surat Edaran Kemendikbud No. 14 tahun 2019 (bukan Permendikbud No. 14 tahun 2019), menyederhanakan Permendikbud No. 22 tahun 2016. Artinya guru masih bisa menggunakan RPP lama dengan 13 komponen atau bisa memodifikasi dengan tiga komponen wajib saja, yaitu Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran serta Penilaian Pembelajaran. Tidak salah jika guru masih gunakan RPP lama karena selain 3 komponen wajib, 10 lainnya adalah komponen pelengkap.

Namun yang unik, pada banyak group guru, diskusi berkutat pada jumlah lembar RPP bukan pada komponen. Saya jadi ingat perdebatan bulan Ramadhan ketika seseorang beribadah puasa lalu tidur-tiduran saja, syukur2 bangun sebentar untuk Shalat. Pedomannya Hadits Nabi, tidur saja ibadah di bulan Ramadhan, maka tidurlah terus agar nilai ibadahnya tinggi.  Padahal esensi dari Hadits tersebut: bahkan tidur saja bernilai ibadah di bulan Ramadhan, nilai2 kebaikan yang paling rendah ya tidur ketimbang ngegosip. Namun jika mau optimal, banyak aktivitas kebaikan lainnya yang lebih dari tidur dan bernilai ibadah, termasuk jualan bakwan untuk menu berbuka orang-orang puasa, jika diniatkan kebaikan. 

Kaitannya, Surat Edaran diatas tidak pernah mencantumkan RPP harus selembar, jadi tak perlu repot mengecilkan tulisan hingga dicetak jadi selembar. Esensinya 3 komponen wajib harus termaktub meski pada akhirnya menjadi selembar saja. Jika 3 komponen tersebut ternyata diuraikan detil semisal pada langkah2 pembelajaran sehingga RPP menjadi lebih dari selembar? Boleh-boleh saja,  karena poinnya adalah kegiatan belajar terlaksana dengan baik dan guru merdeka merancang RPP yang menjadi khas "gue" mengajar  😃

Jika perdebatan harus selembar dan banyak lembar, maka jadi lucu. Karena jika kita tidak mengacu pengajaran pada RPP meski satu lembar, hanya akan menjadi pelengkap administrasi saja. Jika banyak lembar namun yang dikerjakan guru detil isi dari RPP tersebut, malah lebih baik  😊
Perencanaan itu memang harus tertulis rapi sebelum pembelajaran tiba, agar jika saja guru bersangkutan berhalangan datang, penggantinya bisa mengacu pada RPP yang telah disusun. Kondisi ini sangat ideal, sebagai wujud tanggungjawab guru pembelajar.

Namun apakah RPP sesuai surat edaran menjadi lebih ramping dari RPP lama? 
Secara komponen tentu saja, namun secara jumlah halaman sangat relatif. 
RPP lama berdasarkan KD, bisa saja dalam satu RPP banyak pertemuannya, sedangkan format assessment disematkan paling akhir untuk keseluruhan pertemuan. 
Sementara RPP sekarang dibuat per pertemuan dengan komponen wajib yang bisa saja per lembar per pertemuan. Jika minggu efektif ada 18 minggu dalam satu semester, per kelas ada 2 pertemuan per minggu, maka minimal RPP adalah 36 lembar per semester.

Intinya bukan perdebatan jumlah halaman RPP, namun sudahkah kita mengajar sesuai dengan perencanaan yang dibuat? dan sudahkah kita melakukannya dengan tanggungjawab?  🙏😊
Selamat memasuki semester baru dengan spirit baru dan acuan yang mencerahkan.

Berikut Surat Edaran Mendikbud tentang RPP

                         


Salam Merdeka Belajar 
Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja.


Link unduh SE Mendikbud ttg RPP:  klik disini
#RPP MERDEKA BELAJAR: bit.ly/RPPmerdekabelajar

Rabu, 01 Januari 2020

Catatan Kecil tentang Merdeka Belajar

Konsep Merdeka Belajar

Mendikbud – Nadiem Makarim, memberikan  empat pokok kebijakan  pendidikan Merdeka Belajar. Sebagai upaya  untuk  menindaklanjuti   arahan Presiden  Joko Widodo dan Wakil  Presiden Ma’ruf Amin dalam  upaya  meningkatkan kualitas sumber
daya  manusia (SDM).

Empat  pokok  kebijakan  tersebut meliputi  Ujian Sekolah  Berstandar  Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran (RPP) serta  Peraturan  Penerimaan Peserta didik baru (PPDB) Zonasi.

Keempat  program  pokok  kebijakan itu yang  akan menjadi tujuan untuk  pembelajaran  kedepan yang sesuai  permintaan  Bapak Presiden dan Wakil Presiden. kata Nadiem (Mendikbud) pada Ketetapan Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”,  di Jakarta, Rabu  11 Desember 2019 yang merupakan hasil diskusi intensif dengan stakeholder (guru, kepala sekolah, kepala dinas, pengamat pendidik, dosen-dosen, dan pakar-pakar dari dalam dan luar Indonesia)


                       
                                                     Youtube: KEMENDIKBUD RI


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. “Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada arahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” demikian disampaikan Mendikbud pada peluncuran Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”, di Jakarta, Rabu (11/12). #MerdekaBelajar 
 
  • Pokok Kebijakan Pendidikan dalam USBN

Untuk  Arah  kebijakan  baru adalah  penyelenggaraan USBN, kata Mendikbud. Pada  tahun  2020  akan  diterapkan    ujian yang diselenggarakan hanya oleh pihak  sekolah. Ujian tersebut dilakukan untuk penilaian  kompetensi  siswa  yang  dapat dilakukan  beragam. Misalnya  tes  tertulis  atau  bentuk penilaian lainnya yang lebih luas dan lengkap, seperti penugasan portofolio (tugas kelompok, karya tulis, dan lain-lain). “Dengan demikian, guru dan sekolah akan lebih merdeka (leluasa) dalam penilaian hasil belajar siswa. Sementara itu Anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk potensi  pengembangan kapasitas guru dan sekolah. Tujuannya untuk  meningkatkan kualitas  pembelajaran,” Kata Nadiem
  • Kebijakan Pendidikan Dalam UN

UN tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN terakhir kalinya. “Penyelenggaraan UN tahun 2021, akan diubah menjadi Asesmen/penilaian Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.

Penilaiannya  berupa kemampuan bernalar dalam menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan hitung/ matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter,” jelas Mendikbud Nadiem Makarim.

Pelaksanaan ujian dilakukan siswa yang berada di tengah-tengah jenjang sekolah (kelas 4SD/MI, 8 SMP/MTs, 11SMA/MA), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Hasil ujian tidak digunakan sebagai basis seleksi bagi  siswa untuk  jenjang selanjutnya. “Tujuan  kebijakan mengacu pada praktik pada level internasional seperti PISA dan TIMSS,” tutur Mendikbud.

(PISA = Program for International Student Assessment (Program Penilaian Pelajar Internasional) yaitu  survei evaluasi sistem pendidikan dunia yang mengukur/penilaian  kinerja siswa untuk kelas pendidikan menengah)

TIMSS yaitu studi internasional tentang prestasi matematika dan sains (Trends in International Mathematics and Science Study)  siswa sekolah lanjutan tingkat pertama
  • Kebijakan Pendidikan Dalam RPP

Kemudian  untuk  penyusunan  Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pihak  Kemendikbud akan menyederhanakan  dengan menghapus  beberapa  komponen.  Dalam kebijakan  baru, guru dapat  secara bebas dalam mengembangkan,  memilih, menggunakan,  membuat format RPP.

Ketetapan  Mendikbud-  Ada Empat  Pokok  Kebijakan  Dalam Pendidikan “Merdeka Belajar” didalam RPP ada Tiga komponen inti yaitu  terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian / asesmen. “Pembuatan  RPP dapat  dilakukan  dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu guna  mempersiapkan  dan menganalisa  proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Satu halaman saja sudah cukup,” jelas Nadiem, Mendikbud.
  • Kebijakan Pendidikan dalam PPDB
Kebijakan yang keempat adalah  dalam PPDB (penerimaan peserta didik baru), Mendikbud tetap menggunakan sistem zonasi( sistem pengaturan proses penerimaan siswa baru sesuai dengan wilayah tempat tinggal).  Serta  berbagai kebijakan yang lebih fleksibel untuk penyesuaian  ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Pada daerah  berwenang menentukan proporsi (perbandingan ukuran keserasian)  final dan menetapkan  wilayah zonasi,” ujar Mendikbud.

Mendikbud berpesan pada  pemerintah  daerah  dan pusat dapat bersama-sama  dalam memeratakan akses dan kualitas pendidikan. “Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan inisiatif pemerintah daerah, seperti redistribusi (Pendapatan fungsi Pemerintah dengan cara dana  digunakan untuk memperluas pemerataan pendapatan dan kesejahteraan)  guru pada  sekolah yang kekurangan guru,” pesan Nadiem, Mendikbud.



#Catatan Kecil tentang Merdeka Belajar: bit.ly/catatankeciltentangMERDEKABELAJAR